KONSEP DIRI MENUJU KEDEWASAAN ROHANI
Masalah yang muncul adalah karena penampilan, prestasi dan status seperti merasa tidak layak, tidak percaya diri, tidak pandai bicara, ada kekuatiran, bahkan ada yang karena miskin merasa dirinya hina.
Apa penyebabnya?
- membandingkan/ketidakpuasan diri
- memandang cermin yang salah
Mengapa penting?
Konsep diri akan mempengaruhi cara pandang dan sikap kita terhadap semua hal yang terjadi dalam diri kita.
- Konsep diri yang benar akan menghasilkan : percaya diri, sukacita, damai sejahtera, tenang
- Konsep diri yang salah akan mengakibatkan : kekecewaan, kemarahan, sakit hati, putus asa, minder, kepahitan, kuatir, stres, depresi.
Mengenal diri sendiri
Seberapa pentingkah diri kita bagi Allah?
- Yesaya 43:4 Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.
- 1 Petrus 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,
- 2 Petrus 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Cara pandang dunia dan Allah menilai kita
Cara dunia menilai kita adalah
dengan masalah yang muncul seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yaitu yang
berhubungan dengan bagaimana penampilan, prestasi dan status.
Sedangkan cara Allah menilai kita
tidak demikian, Dia melihat hati (1 Samuel 16:7) dan manusia batiniah atau
karakter ( 1 Petrus 3:3-4).
Ada 3 bagian dari kehidupan kita apabila kita akan mengenal diri sendiri.
Langkah-langkah membangun konsep
diri yang benar
- Hidup beda, bergaul erat dengan Allah dengan saat teduh, doa dengan penuh komitmen sehingga hati kita bisa melimpah untuk orang-orang.
- Berdamai dengan masa lalu yang berarti melepaskan pengampunan.
- Allah sebagai cermin kita, fokus kita adalah kepada Allah.
- Tidak menetapkan suatu nilai/standar, hati-hati karena jika gagal dan tidak sesuai dengan standar kita bisa mengalami down atau stress.
- Bergabung dengan persekutuan/komunitas yang membangun untuk kita bisa belajar menerima keberadaan orang lain.
- Mengakui/terbuka dengan pembimbing rohani.
- Tidak mengeraskan hati, belajar bertumbuh untuk menuju kedewasaan rohani dengan taat pada otoritas pemimpin.
Jadi kesimpulannya adalah Tuhan mempercayakan tugas pelayanan atau bagian pekerjaan apapun kepada orang-orang yang belum punya pengalaman (memakai orang-orang biasa) supaya ketika firman itu disampaikan, Tuhan itu yang kelihatan bukan keterampilan atau kemampuan seseorang tersebut.
Be bless guys :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar